Pages

Rabu, 25 September 2013

Asal Mula Nama Tigaraksa

Versi sejarah:

Nama Tigaraksa sendiri tercipta dari asal muasal di utusnya 3 utusan pada masa kerajaan / kesultanan banten. Yang kala itu negara kita masih dalam penjajahan belanda. 3 utusan tersebut ialah Aria Yudanegara, Aria Wangsakerta dan Aria Santika. Adapun tugas utama dari ke-3 utusan ini ialah untuk membuat basis-basis pertahanan dari serangan musuh, yang menjadi cikal bakal nama Tigaraksa yaitu tigaraksasa = tiangtiga sebagai kehormatan untuk mengenang para 3 Aria utusan dari kesultanan Banten tersebut. Beberapa nama dari utusan itupun di jadikan nama sebuah jalan yang menghubungkan antara balaraja (tempat bertemunya para raja) dengan Tigaraksa yaitu Jl. Raya Aria Jaya Santika dan Jl. Aria Wangsakara.

Wilayah basis pertahanan ini di jadikan tempat perkampungan dan tempat pemerintahan. Beberapa penduduk perkampungan dari arah timur banyak yang mengungsi kedaerah tersebut untuk menghindari serangan belanda. Lambat laun belanda pun akhirnya dapat menumbangkan pemerintahan dari ketiga Aria tersebut dan pada saat yang bersamaan pula di bangun tugu prasasti di bagian barat Sungai Cisadane oleh Pangeran Soegri, salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Tugu prasasti tersebut oleh masyarakat biasa di sebut “Tanggeran” yang pada akhirnya di kenal sebagai Tangerang. (sumber: tangerangkab.go.id, wikimu.com dan kecamatantigaraksa.com )

Versi Cerita Rakyat:

Lain halnya dengan yang berkembang di masyarakat. Ternyata ada versi lain di balik cerita tentang Tigaraksa. Bahwa nama Tigaraksa itu telah ada sebelum datangnya para utusan kesultanan Banten yaitu cerita di balik 3 tokoh penyebaran islam. Ki Mas Laeng, Ki Seteng dan Syeh Mubarok.

Dahulu kala ada 2 kesatria yang memiliki kesaktian luar biasa, mereka masih memeluk agama hindu yaitu Ki Mas Laeng dan Ki Seteng. Mereka berdua saling bermusuhan hingga akhirnya memutuskan untuk beradu ilmu kesaktiannya untuk menentukan siapa yang paling kuat.

Di antara pertempuran antara hidup dan mati tersebut tanpa sengaja datanglah seorang ulama bernama Syeh Mubarok yang berasal dari negara timur tengah di mana saat itu di sedang melakukan perjalanan; Nama Syeh Mubarok sendiri di berikan oleh penduduk di masa kemudian tempat di mana dia menetap dan menghabiskan sisa hidupnya.

Kembali pada pertempuran, akhirnya Syeh Mubarok memisahkan pertempuran adu ilmu tersebut. Dengan kearifan sang syeh kedua kesatria itupun memeluk islam hingga meneteskan air mata dan memutuskan untuk menjadi murid . Tempat bertemunya ke 3 tokoh itu sekarang di sebut Cisoka dalam bahasa sunda Ci Soca yang berarti air mata. Maka 2 murid beserta sang Syeh mulai menyebarkan agama islam. Adapun nama dari 2 kesatria di jadikan salah satu nama jalan di daerah Tigaraksa dan Syeh Mubarok sendiri, di makamkan di Kp. Kelapa Dua. wallahualam ( sumber dari beberapa warga pribumi )

Asal Mula Nama Mauk

Dari cerita penduduk sekitar, ada dua versi berbeda yang menyebutkan asal mula nama Mauk. Versi pertama menyebutkan, Mauk adalah berasal dari sebuah nama pejuang Tionghoa yang ikut berjuang untuk Indonesia pada masa penjajahan kolonial Belanda. Pejuang keturunan Tionghoa tersebut bernama Ma Uk. untuk mengenang jasanya, maka nama Ma Uk dijadikan nama untuk tempat yang hingga kini disebut Mauk. 

Versi selanjutnya menyebutkan, kata Mauk berasal dari kata Mawuk yang berarti mau ke seseorang atau mabuk cewek. Entah bagaimana hubungannya, kata tersebut dikaitkan dengan nama Pangeran Mas Kali Mangun Jaya Kusuma. Dia disebut-sebut sebagai pejuang di tatar Tangerang Utara yang tak lain merupakan kakak dari Nyimas Melati.

Asal Mula Nama Kresek

Dari bermacam sumber yang sampai kepada penulis setidaknya ada tiga riwayat lisan yang menjadi sejarah penamaan Daerah kresek. Yang pertama: bahwa Kresek adalah nama orang. Hal ini di kaitkan dengan nama seseorang yang dikubur di Gili Duhur, belakang Kantor kecamatan Kresek, yang di kenal dengan nama Ki buyut Kresek. Yang kedua: Kresek adalah nama pohon yang diberi nama dengan nama pohon Kresek. Dahulu kala ada pohon kresek yang begitu besar di Kresek. Yang ketiga: Kresek adalah nama alat untuk mewadahi sesuatu karena dulu banyak para ulama dan bangsawan yang mengasingkan diri ke daerah kresek ketika terajdi kekacauan politik di kraton surasowan Banten.

Asal Mula Nama Kemiri

Konon dahulu ada Pohon kemiri yang sangat besar yang tumbuh di daerah Kecamatan Kemiri, yang kemudian pohon tersebut menjadi nama Kecamatan Kemiri.

Asal Mula Nama Cisoka

Ada dua pendapat mengenai asal terjadinya nama Cisoka tersebut. Menurut Bapa Miarsa, Cisoka bersal dari kata cis yang berarti keris dan soka yang berarti bunga soka. Jadi arti dari Cisoka itu sendiri adalah keris bunga. Menurutnya, tidak diketahui secara pasti siapa yang pertama kali menyebutkan kata tersebut tetapi perpaduan dua kata tersebut diambil dari bunga soka yang memang saat itu di sana terdapat banyak sekali tumbuh bunga soka, dan keris yng merupakan benda pusaka. Tetapi saat ini keris tersebut tidak ada wujud atau peninggalannya. Menurut beliau keris tersebut disimpan oleh seseorang yang tidak diketahui keberadaannya sampai saat ini.

Pendapat ke dua mengatakan bahwa nama Cisoka berasal dari kata ci yang artinya air (cai) dan soka yang artinya bunga soka. Kedua kata tersebut dicetuskan oleh seseorang yang entah siapa namanya, karena saat itu di Desa Girang banyak sekali bunga soka yang tumbuh di pinggir sungai, maka banyak yang mengatakan “cisoka” dan akhirnya terjadilah Desa Cisoka. Sejak saat itu, Desa Cisoka yang bertempat di Desa Girang memperluas wilayah.

Seiring dengan terjadinya Desa Cisoka, di sana terdapat pemimpin atau sesepuh yang masyarakat Desa Cisoka menyebutnya sebagai Eyang. Eyang tersebut diantaranya :

1. Eyang Angga Diprana

2. Eayng Angga Dinata

3. Eyang Jaya Reksa

4. Eyang Sukadana

5. Eyang Buyut Bulen



Panjangnya cerita, entah kapan waktunya Desa Cisoka berpindah lokasi pemerintahan yang tadinya di Girang bergeser ke sebelah utara Girang. Dan sekarang Girang hanya sebagai wilayah bagian dari Desa Cisoka yang bernama Girang Mukti.

Asal Mula Nama Cikupa

Asal muasal desa cikupa menurut orang tua dulu di Cikupa ada sebuah pohon besar yang di bawahnya terdapat mata air. Dan orang yang pertama kali tinggal di Cikupa ialah sepasang suami istri yang bernama Aki Ilam dan Nyi Ilam. Mereka berdua menanam padi di sekitar mata air di bawah pohon kupa. Kemudian orang-orang menyebutnya dengan nama Cikupa yang terdiri dari Ci dari kata Cai dan dalam bahasa Indonesia air kemudian Kupa diambil dari nama pohon kupa. Sekarang juga mata air tersebut masih ada dan sering digunakan untuk mengairi sawah yang ada di sekitarnya tetapi, pohon kupa tersebut sudah tidak ada lagi. Ada juga yang menyebutkan bahwa orang-orang Cikupa dulu banyak yang sakti dan sering mengadu kekuatan atau disebut ngadu kajajaten sehingga tanah Cikupa tidak terlalu luas seperti desa yang ada di sekelilingnya. Katanya Cikupa cukup saeutik .

Asal Mula Nama Balaraja


Kata Balaraja di ambil dari dua kata. BALAI dan RAJA. Menurut sejarah yang penulis teliti dari berbagai sumber. Kata tersebut bukan sembarang kata. Kata tersebut mengandung makna yang berarti buat khasanah sejarah di kabupaten tangerang. Balaraja yang notabene selalu berkenaan dengan pabriknya dan kota tekstilnya sebenarnya ada rahasia sejarah yang penting dan mistik. Tahukan anda, bahwa kata balaraja sebenarnya adalah persingagahan para raja. Konon pada abad ke 16 pernah berkumpulnya para raja senusantara dalam upaya penelusuran kerajaan-kerajaan dan balaraja adalah tempat perkumpulan tersebut. Raja-raja yang pada saat itu berkumpul adalah Raja Homengkubuono ke X, Raja Sultan Hamid (jawa timur), Raja Sultan Ageng Tirtayasa (banten), Raja Anoman (jawa tengah), Raja Panembahan Senopati (purwakarta), Raja Prabusiliwangi (jawa barat), Raja Ternate-Tidore (halmahera), Raja Hasanudin (makasar) dan raja lainya.

Perkumpulan di BALAI yang berlokasi di sentiong yang kini di sebut balaraja adalah tempat untuk berdiskusi para raja. Hingga akhirnya tempat yang sekarang di sebut balaraja sebenarnya untuk mengenang kembali tentang perkumpulan para raja tersebut. Dan dalam perkembanganya, wilayah yang sekarang kini adalah wilayah balaraja mengandung hal-hal yang mistik. Pada zaman dahulu kala, di balaraja di kuasai oleh para pedagang arab, cina dan bangsa eropa. Hingga akhirnya terjadi persaingan antar pedagang yang notabene di kuasai penuh oleh bangsa cina.

Sejalan dengan itu, kekuasaan yang didominasi oleh bangsa cina ini menjadi para pedagang arab merasa khawatir. Hingga akhirnya timbulah persaingan yang tidak sehat. Puncaknya terjadi pembatanain oleh bangsa arab terhadap orang-orang tionghoa di zaman itu. Mendengar akan ketidakharmonisan di tempat berkumpulnya para raja. Menjadikan para raja menyelesaikan masalah yang tidak mennemukan titik temu. Antara pedagang arab dan cinapun saling bekerjasa sama dalam hal perdagangan kembali.

Di satu sisi, persaingan antar pedagang arab-cina yang menjadikan sumber awal mula terdinya sejarah balaraja yang memang sulit dicerna oleh otak. Sejarah memang timbul dari berbagai persepsi. Di sini sejarah balaraja sebagai tempat persinggahan para raja menjadi kisah yang perlu untuk diceritakan. Persepsi lain tentang sejarah balaraja pernah diungkapkan oleh sejarawan Cisoka bernama Hendri. Ia mengatakan bahwa balaraja berasal dari dua istilah kata. BALA dan RAJA. Bala disini mengandung arti yang bermakna pasukan. Sedangkan Raja adalah pemimpin. Jadi dalam hal ini balaraja adalah pasukan yang memimpin untuk perang. Sehingga jelas bahwa tidak ada kaitannya dengan persaingan antar pedagang arab-cina.

Disamping itu, sejarah balaraja juga timbul dari pengaruh kerajaan hindu-budha. Konon pada saat itu balaraja merupakan bagian dari koloni kerajaan majapahit. Bahkan balaraja bagian dari kasindenan kerajaan mataram. Sebagai mana di kisahkan oleh mpu tantular dalam buku sutasoma. Balaraja terkenal dengan wilayah yang dispesialkan dalam wilayah kekuasaannya. Raja aswawarman sebagi raja dari kerajaan hindu (majapahit) kerap menyebut balaraja sebagai kasindenan yang berpengaruh. Jadi dalam hal ini balaraja selalu berkaitan dengan kerajaan-kerajaan kuno yang mistik.

Di kisahkan pula bahwa asal muasal balaraja juga dari pertempuran bratayuda antara amarta dan kurawa. Bagaimana pada saat itu, kurawa yang terdiri dari pasukan raksaksa bertempur dengan arjuna dari pasukan manusia. Arjuna sendiri adalah penguasa dari kerajaan amarta. Di saat itulah ada pasukan kurawa yang bernama brajawjiya lari ke selatan tangerang (balaraja). Hal itu dikarenakan pasukan kurawa mengalami kekalahan. Larinya brawijaya ke selatan tangerang menjadikan rasa kehwatiran bagi amarta. Sehingga menyuruh pasukannya untuk mencari keberadaan brawijaya. Akhirnya brawijaya meninggal dalam pertempuran yang di menangkan oleh amarta. Brawijaya meninggal di selatan tangerang yang kini di sebut balaraja yang tak lain dan tak bukan adalah brawijaya yang kita kenal sekarang balaraja.

Pemerintahan Kabupaten Tangerang

Nama Resmi
:
Kabupaten Tangerang
Ibukota
:
Tigaraksa
Provinsi 
:
Banten
Batas Wilayah
:
Utara: Laut Jawa
Selatan: Kabupaten Bogor
Barat: Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang
Timur: Kota Tangerang
Luas Wilayah
:
1.011,86 Km²
Jumlah Penduduk
:
2.393.897 Jiwa 
Jumlah Kecamatan
:
Kecamatan : 29, Kelurahan : 28, Desa : 246
Website:
:

(Permendagri No.66 Tahun 2011)





Daftar 29 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang :
  1. Balaraja
  2. Cikupa
  3. Cisauk
  4. Cisoka
  5. Curug
  6. Gunungkaler
  7. Jambe
  8. Jayanti
  9. Kelapa Dua
  10. Kemiri
  11. Kosambi
  12. Kresek
  13. Kronjo
  14. Legok
  15. Mauk
  16. Mekarbaru
  17. Pagedangan
  18. Pakuhaji
  19. Panongan
  20. Pasarkemis
  21. Rajeg
  22. Sepatan
  23. Sepatan Timur
  24. Sindang Jaya
  25. Solear
  26. Sukadiri
  27. Sukamulya
  28. Teluknaga
  29. Tigaraksa

Batas Wilayah :
Utara : Laut jawa
Timur :Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta
Selatan : Kabupaten Bogor
Barat : Kabupaten Serang

Susunan Pengurus Paguyuban Kang & Nong Kabupaten Tangerang 2013/2015


Condescendent
·                     Bupati Kabupaten Tangerang
Board of Trustees
·                     H. Soma Atmaja (Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya & Pariwisata)
·                     Intan Nurul Hikmah (Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang)
Steering Committee
·                     Ade Komarudin, SE (Kang Banten 2001)
·                     Hendri Siswanto, S.Hi(Kang Banten 2002)
·                     TB. Didi Hamidi, S.Hum (Kang Banten 2003)
Chairman of Paguyuban Kang Nong Kabupaten Tangerang
·                     Myranti Rosemalia Puspa Ayu Sofia (Wakil I Nong Kab. Tangerang 2009 & Nong Banten 2010)
Vice Chairman of Paguyuban Kang Nong Kabupaten Tangerang
·                      Attila (Harapan II Kang Kab. Tangerang 2012)
Secretary
·                     Arifah Fitriani S (Finalis Nong Kab. Tangerang 2011)
·                     Zilly Ahmad Anggia (Wakil I Kang Kab. Tangerang 2012)
Chamberlain
·                     Mega Febrina (Finalis Nong Kab. Tangerang 2012)
Head of Public Relations

Public Relations Dept.
·                     Ryan Idriansyah (Wakil I Kang Kab. Tangerang 2006)
·                     Maya Pragita Sari (Finalis Nong kab. Tangerang 2013)
Head of Human Resources

Human Resources Dept.
·                     Rifki Hasan (Kang Kab. Tangerang 2011)
·                     Osmina Olivia (Nong Kab. Tangerang 2012)
·                     Helmi Wicaksono (Harapan I Kang Kab. Tangerang 2013)
Head of Sponsorship & Media Relations

Sponsorship & Media Relations Dept.
·                     Erik Akmal (Finalis Kang Kab. Tangerang  2009)
·                     Rio Zikrizal (Finalis Kang Kab. Tangerang 2013)
·                     Allegian Gistian Mungaran (Harapan II Kang & Persahabatan Kang Kab. Tangerang 2013)
Head of Event & Creative

Event & Creative Dept.
·                     Rizky Reinaldi (Persahabatan Kang kab. Tagerang 2011)
·                     Fajar Raharja (Wakil I Kang Kab. Tangerang 2013)
·                     Wilson Nugraha Wantjik (Wakil II Kang Kab. Tangerang 2013)
·                     Dennisa Zahra (Wakil I Nong Kab. Tangerang 2012)
Administration & Documentation Dept.
·                     Mumu Muchlisin (Harapan I Kang Kab. Tangerang 2010)
·                     Riyan Sudjarwo (Finalis Kang Kab. Tangerang 2011)
Promotion & Publicity Dept.
·                     Satrio(Finalis Kang Kab. Tangerang 2012)
·                     Qoid Faiz Rabbani (Finalis Kang Kab. tangerang 2013)



sumber : http://www.kangnongkabtgr.org

Profile Kang & Nong Kabupaten Tangerang

KANG & NONG

Kami adalah Duta Daerah, Budaya dan Pariwisata yang peduli dengan warisan nenek moyang yang terancam hilang. Pemilihan Kang dan Nong Kabupaten Tangerang adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan satu tahun sekali. Pada saat Kabupaten Tangerang masih bergabung dengan Provinsi Jawa Barat, kegiatan ini bertajuk Pemilihan Mojang Jajaka dan telah diselenggarakan sejak tahun 1987 yang kini dilanjutkan dengan nama pemilihan Kang dan Nong terkait nomenclature Provinsi Banten.

Pemilihan Kang & Nong tidak hanya dinilai berdasarkan fisik semata, tetapi juga dinilai dalam segi intelegensi pengetahuan umum, bakat di bidang seni budaya dan lain-lain. Kang merupakan panggilan untuk orang laki-laki dan Nong panggilan untuk orang perempuan di Banten. Para Kang & Nong diseleksi oleh masing-masing daerah Tingkat II di seluruh wilayah Provinsi Banten meliputi : Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang & Kabupaten Lebak Setelah terpilih tiga pasang pemenang setiap wilayah kemudian dikirim ke tingkat Provinsi untuk kemudian dilakukan pemilihan dan penyeleksian lagi. 

Kang & Nong bertugas satu tahun menjadi Duta Daerah, Budaya & Pariwisata Kabupaten Tangerang yang secara aktif melakukan sosialisasi dan promosi Daerah, Budaya & Pariwisata.

Layaknya seperti kegiatan ajang-ajang pemilihan, dalam pemilihan Kang dan Nong Kabupaten Tangerang diadakan beberapa tahapan seleksi sebelum menjadi finalis. Sehingga nantinya akan menciptakan Duta Daerah, Budaya & Pariwisata yang benar - benar layak. Setelah menjadi finalis, mereka akan mengikuti pembinaan yang terkait dengan maksud dan tujuan kegiatan ini seperti Public Speaking, Kesenian & Kebudayaan Lokal, Kepariwisataan, Bahaya narkoba, Psikologi dan Kepribadian, serta pembinaan rohani. 

Proses penentuan pemenang dilakukan secara ketat melalui proses penilaian secara menyeluruh oleh Dewan Juri yang merupakan para profesional dibidangnya masing-masing. Sehingga nantinya para Kang dan Nong Kabupaten Tangerang menjadi yang terbaik dari semua daerah khususnya di daerah Provinsi Banten. Ini dibuktikan dengan prestasi Kang dan Nong kabupaten Tangerang yang selalu menjadi Juara Umum 9 (sembilan) kali berturut-turut di ajang pemilihan Kang dan Nong Banten.

Sedangkan untuk di tingkat Nasional Kang dan Nong Kabupaten Tangerang pun cukup berprestasi dengan pernah menyandang gelar Juara Wakil I Duta Wisata Indonesia 2009, Juara Persahabatan Duta Wisata Indonesia 2010 , Juara Wakil I Duta Wisata Indonesia 2011, Finalis Putri Pariwisata Indonesia 2009-2010-2012, Pemenang Hilo Green Ambassador 2012, Finalis Miss Celebrity 2012, Finalis Putri Indonesia 2013, Pemilihan Putri Pariwisata Indonesia (2008 s.d 2013), Finalis Pemilihan Model Majalah Nasional, Finalis Putra Putri Batik dan Pemilihan Miss Tourism Queen International 2013.